top of page
Search

BAB 2; KONSEP DIMENSI

  • Writer: Admin
    Admin
  • May 18, 2018
  • 3 min read

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia yang memiliki populasi sebanyak 260.580.739 jiwa (estimasi Juli 2017). Indonesia sendiri berada diantara Benua Asia dan Benua Australia dan juga diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta dilintasi oleh garis khatulistiwa. Dengan letaknya yang begitu strategis, Indonesia dijadikan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara. Indonesia juga terbentang sepanjang 3.977 mil dari Samudera Indonesia hingga Samudera Pasifik. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki lautan yang luas sekitar 3.273.810 km². Luasnya lautan Indonesia ini tentunya membawa keberkahan bagi bangsa Indonesia. Banyaknya sumber daya alam yang ditemukan dapat digunakan untuk menyejahterakan bangsa Indonesia.


Indonesia memiliki sumber daya maupun energi yang sangat banyak. Sumber daya seperti air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Begitu pula halnya dengan energi, seperti energi listrik. Namun, manusia akan lebih bergantung dan tidak dapat bertahan hidup tanpa air. Air yang tersedia di bumi ini cukup banyak, namun yang dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari sedikit karena air yang dapat digunakan oleh manusia hanyalah air yang bersih. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan karena sangat penting untuk konsumsi rumah tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Jika kebutuhan terhadap air bersih tidak diimbangi dengan pengelolaan sumber daya air yang baik, maka berdampak pada kuantitas air tersebut dan yang terjadi krisis air bersih. Krisis air bersih adalah minimnya jumlah air bersih yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan di suatu wilayah. Ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan air bersih dialami oleh sebagian besar wilayah di Indonesia.


Krisis ketersediaan air bersih di Indonesia disebabkan beberapa faktor diantaranya :

  1. Pengaruh global climate change seperti “efek rumah kaca”, pemanasan global dan sebagainya menyebabkan semakin sering dan semakin besarnya intensitas “extreme climate events” sebagaimana dua kejadian yang berlawanan yang kita alami akhir-akhir ini yaitu LaNina (fenomena curah hujan dengan intensitas tinggi) dan ElNino (fenomena kekeringan).

  2. Semakin meluasnya degradasi DAS dan semakin tingginya sedimentasi akibat pembabatan hutan dan praktek pertanian serta perkebunan yang tidak mengikuti aspek konservasi tanah dan air.

  3. Menyempitnya sungai-sungai karena tingginya tingkat kandungan lumpur akibat erosi dan sedimentasi yang disebabkan rusaknya DAS maupun akibat sampah yang dibuang penduduk disekitar sungai.

  4. Semakin meningkatnya kekurangan air dan konflik antar pemakai tentang penggunaan air yang terjadi terutama pada musim kemarau di daerah-daerah rawan air meskipun siklus curah hujan relatif sama dari tahun ke tahun.

  5. Pada beberapa tempat air tanah telah tercemar oleh intrusi air laut dan limbah domestik dan industri. Hal ini akan membahayakan penduduk yang memakainya sebagai air minum.

Walaupun ada begitu banyak faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya persediaan air bersih di Indonesia, masyarakat Indonesia sendiri masih saja menggunakan air bersih secara sembarangan dan boros. Hal ini dapat dilihat dari catatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat terburuk dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia Tenggara. Kurangnya kesadaran masyarakat inilah yang membuat kita miskin dalam pemanfaatan sumber daya alam. Percuma saja bila kita memiliki dan menerima penghargaan mengenai luasnya negara ini namun kita sendiri tidak dapat mengelolanya.


Melakukan perubahan yang memajukan kesejahteraan rakyat tidak melulu dilakukan dalam skala yang besar. Perubahan dapat dibawa dari sikap-sikap dan perilaku masyarakatnya sendiri yang cenderung mudah dan simpel. Perkara mudah, namun relatif berat karena menyangkut kebiasaan hidup seseorang. Hal ini dapat dibiasakan dengan visual-visual yang masyarakat lihat. Dimulai dari iklan-iklan masyarakat atau poster atau mungkin konten dalam Youtube. Kami memikirkan untuk membuat suatu kampanye yang mengajak masyarakat untuk sadar dan mengingat kembali bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang kekurangan air bersih. Mungkin sekarang kita tidak mengalaminya, namun kebiasaan-kebiasaan kita yang merugikan seperti lupa mematikan keran saja sudah berdampak banyak bagi orang-orang yang kesulitan air bersih.


Dengan kampanye air bersih ini sebagai salah satu bentuk kegiatan kami diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar. Menghemat air memiliki dampak yang besar dan merupakan tindakan yang patut ditiru. Keran yang dibiarkan menyala terus-terusan dapat berguna untuk keperluan lainnya daripada dibiarkan mengalir sia-sia. Dengan tidak melakukan hal tersebut, kita dapat lebih hemat secara ekonomis dalam pengeluaran biaya untuk air. Kita juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem air bersih di Indonesia. Tidak hanya itu, menghemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari juga dapat mencegah kekeringan dan membantu menambah cadangan air di masa depan, mengingat sumber daya ini akan terus berkurang dari waktu ke waktu. Semoga kegiatan kami dapat berguna untuk memajukan kesejahteraan dan membuat Indonesia lebih baik.

 
 
 

Recent Posts

See All
BAB 5; KESIMPULAN

Kampanye hemat energi yang kami lakukan berupa film pendek atau video yang berupaya untuk mendorong masyarakat agar melestarikan budaya...

 
 
 
BAB 4; REFLEKSI

Kelompok kami memilih dimensi project yaitu berpartisipasi dalam warga global dengan kegiatan yaitu kampanye penghematan energi. Kampanye...

 
 
 
BAB 3; PROSES KEGIATAN

Dalam kegiatan ini, kelompok kami yang diketuai oleh Nieco Aldoni, beserta para anggota yaitu Alitia Zora, Anadina Harissa, dan Natasha...

 
 
 

Comments


bottom of page